Judul:
The Good Dinosaur
Sutradara:
Peter Sohn
Produser:
Denise Ream
Pemain:
Raymond Ochoa, Jack Bright, Jeffrey Wright, Frances McDormand
Distributor: Walt Disney Studios Motion Pictures
Berawal dari
premis “What If” jika jutaan tahun lalu, meteor tidak jadi menghantam bumi.
Disney
berhasil kembali menyajikan kisah persahabatan hangat dan menyentuh yang kali
ini antara Arlo si Dinosaurus dengan Spot si anak purba. Perbedaan sifat
keduanya (yang bisa dibilang seharusnya kebalik :D) ini membuat cerita yang
sebenernya simpel dan lurus-lurus saja, menjadi menarik. Tidak seperti film
Disney sebelumnya Inside Out yang lebih kompleks dan susah ketebak akan/mau
bagaimana endingnya.
Untuk
urusan animasi, ga usah ditanya pun diragukan lagi. Pixar bakal manjain mata
kamu. Geleng-geleng tiap liat air-sungai-danau, dan kalimat spontan yang muncul
dari mulut gue adalah, “Gila, bagus banget”. Mungkin, mungkin lho ya ini.
Berbanding terbalik, unutk para karakternya mungkin Disney – Pixar sengaja
tidak membuat serealistis pemandangannya. Seperti memang disengaja dibikin
se;”kartun” mungkin. Agar lebih bisa dinikmati anak-anak. Karena Disney dengan
Pixar-nya sekarang bisa saja membuat lebih realistis lagi mengingat apa yang
sudah pernah dilakukan dulu lewat DINOSAUR di tahun 2000 silam. Toh dengan
karakter-karakter yang ada sekarang lebih enjoyable dan fun.
Kemudian
dari permainan emosi, kita semua pasti
udah tahu mau diapain oleh Disney. Seperti halnya Sulley-Boo (Monster Inc),
Woody-Andy (Toy Story 3), Russel-Mr. Fredricksen (UP), Joy-Bingbong,
Riley-ortunya (Inside Out). Tapi kok ya Disney selalu berhasil? Entah apa resep
ramuannya, sesudah nonton selalu baper :D
Saya
menontonnya dengan format 2D, tapi kayaknya kalo dinikmatin 3D-nya lebih asik
karena bakalan ada banyak efek eye-popping (apalagi scene kunang-kunang, ribuan
burung, dan marmut tanah yang ditiup itu). Dan memang sepertinya benar Disney
ingin agar anak-anak lebih bisa menikmati dengan dibikinnya menjadi 2 versi
bahasa: english (oroginal dengan subtitle bahasa Indonesia seperti biasa) dan
dubbing bahasa Indonesia lewat “Dino yang Baik”. Dan juga, saya pribadi merasa
ada pesan tentang ‘manusia dengan alam’ di film ini.
Kamu
ngerasa juga ga?