Ini adalah part kedua, part bagi yang sudah menonton. Sekali
lagi, saya ingatkan bagi yang belum nonton stop membaca sampai disini. Demi
menjaga keasikan saat menontonnya nanti :) Saya mencoba mengupas di tulisan saya selanjutnya dibawah ini agar sedikit-banyak memberi jawaban bagi yang sudah menontonnya namun masih belum
menangkap jawaban dari film ini.
Dibuka dengan Gambir yang sedang
dalam pameran patungnya. Semua orang kagum akan patung buatannya. Namun dibalik
itu Gambir (dan Talyda) menyimpan suatu rahasia, yaitu resep kesuksesan patung
Gambir. Patung Gambir yang selalu berbentuk wanita hamil sebenarnya berisi
janin yang dimasukan ke dalam perut patung masing-masing. Ini semua berawal
dari Talyda yang hamil diluar nikah akibat hubungannya dengan Gambir. Talyda
yang ingin tetap menjaga nama baiknya dengan berat memutuskan untuk mengaborsi
jabang bayi dalam kandungannya. Ini yang menyebabkan Talyda tidak bisa hamil
lagi. Namun Talyda tidak ingin jauh dari “bakal anak” tersebut. Tanpa
sepengetahuan Gambir, Talyda memasukkan jabang bayinya kedalam patung berbentuk
wanita hamil buatan Gambir yang baru setengah jadi. Gambir awalnya tidak mau,
namun akibat Talyda yang memohon-mohon akhirnya Gambir meng’iya’kannya. Gambirpun
akhirnya menjadi “pelanggan tetap” rumah aborsi.
Lama kelamaan Gambir merasa
jijik terhadap dirinya dan akhirnya ia memutuskan untuk berhenti membuat patung
wanita hamil. Talyda yang awalnya keberatan akhirnya mengizinkan Gambir
menjalankan keputusannya tersebut. Namun kali ini keberatan datang dari Koh
Jimmy, “promotor” pameran patung Gambir. Koh Jimmy takut kehilangan pembeli
jika Gambir berhenti memproduksi patung wanita hamilnya. Ia juga tau apa yang
sebenarnya menjadi rahasia patung Gambir dan mengancam akan segera melaporkan
kepada yang berwajib jika Gambir bersikeras pada rencananya itu. Akhirnya
gambir kembali meng’iya’kan untuk kembali membuat patung wanita hamil.
“Jangan pernah menyesal, Gambir.
Kamu malah ngasih arti buat bayi-bayi itu”- Talyda
Disisi lain Gambir mendapat
tekanan dari lingkungannya, temannya Rio yang selalu mengungguli Gambir di
permainan squash sebenarnya iri akan kehidupan Gambir. Juga ibu Gambir yang
selalu memaksakan segera punya anak. Ibunya masih belum tahu mengapa
Gambir-Talyda belum bisa punya anak. Hari-hari Gambir selanjutnya terganggu berbagai
macam keingin-tahuan dan rasa penasaran yang menumpuk. Mulai dari pintu merah
dirumahnya yang ia tidak boleh masuki dan siapa pembuat pesan singkat
bertuliskan “Tolong Saya” yang ditujukan padanya. Awalnya ia mengira ini hanya
perbuatan orang iseng atau bahkan temannya sendiri. Namun seiring dengan
semakin gencarnya pesan itu meneror dirinya, makin membakar rasa keingin
tahuannya. Apalagi setelah dia memastikan bukan hanya dirinya yang bisa membaca
pesan itu. Ini membuat dirinya lebih yakin kalau dia bukan berhalusinasi dan
pesan itu benar-benar ditujukan pada dirinya. Pengejaran Gambir dalam mencari
jawaban siapa penulis pesan ini membawanya kepada suatu tempat misterius rahasia
bernama Herosase.
(Yes, Twist adalah kata yang
sengaja saya simpan di 3 paragraf pembuka pertama tadi. Saya sengaja menyimpan
kata ini hanya bagi yang sudah menontonnya saja. Saya memiliki anggapan bahwa,
suatu film justru tidak lagi twist ending
jika diberi informasi sebelumnya bahwa film ini twist ending)
Setelah Gambir berhasil masuk
pintu rahasia di rumahnya, ia mendapati bahwa sebenarnya justru lokasi keberadaan
keluarga kejam dari anak kecil malang itu ada di balik sana. Di balik pintu
rahasia, di dalam rumahnya sendiri. Dari awal scene kekerasan terhadap anak
kecil itu, memang kita sebagai penonton dibikin penasaran dengan siapa
sebenarnya keluarga ini dan memang hanya muka dari ibunya saja yang belum
(tidak) diperlihatkan. Setelah Gambir berhasil masuk pun kita – bahkan Gambir
sendiri – masih belum tahu seperti apa raut muka ibu tersebut. Foto keluarga
yang ditemui di ruang tamu hanya muka dari sang ibu saja yang tidak jelas (polos/diblur).
Sampai Gambir menemui jasad kedua orang tua dan anak itu yang sudah membeku, persis apa yang ia lihat di Herosase. Rasa keingin tahuan Gambir kembali membawanya untuk melihat seperti apa ibu kejam dari anak malang ini. Setelah Gambir membalik jasad ibu anak ini, ternyata itu adalah ibu Gambir sendiri, ibu Gambir yang masih muda (yang juga diperankan oleh Henidar Amroe). Keadaan langsung berubah menjadi flashback yang cepat. Semua jasad hilang dan ruangan TKP menjadi bersih. Sejujurnya saya masih meraba-raba disini tentang apa yang terjadi sebenarnya. Hingga saat scene Ibu Gambir muda tiba-tiba “hidup kembali” memanggil dan mencari Gambir dewasa yang seketika panik ketakutan dan bersembunyi di kolong tempat tidur. Kemudian Ibu Gambir muda mendapati Gambir dewasa yang telah berubah menjadi Gambir kecil sedang sembunyi ketakutan. Dialog Ibu Gambir muda yang memanggilnya dengan sebutan “Anak Setan” semakin menguatkan saya kalo apa yang Gambir dewasa lihat di Herosase tentang anak kecil yang disiksa Ibu-Bapaknya adalah realita kehidupan Gambir di masa kecil. Jujur, melihat acting Henidar Amroe menjadi ibu Gambir muda di scene ini, saya bisa ikut merasa seperti Gambir kecil. Jantung saya merasa dingin dan berhenti sesaat ketika ibu Gambir muda melongok ke kolong tempat tidur dengan tatapan dinginnya itu. Seiring rasa takut Gambir kecil memuncak, membawa kita ke realita (twist) lainnya yaitu Gambir sebenarnya merupakan pasien rumah sakit jiwa. Dari informasi yang diperoleh melalui dialog antara petugas RSJ dan wartawati bernama Pusparanti (yang juga diperankan oleh Marsha Timothy), Gambir menjadi pasien sudah dari umur 8 tahun dikarenakan membunuh kedua orang tuanya. Para tokoh di “kehidupan” Gambir dewasa diambil dari tokoh yang ia temui di RSJ. Petugas, tukang sapu, wartawati bernama Pusparanti itu dan sesama pasien RSJ itu sendiri. Yah, siapa yang tahu apa yang ada dipikiran seorang psycho? Ini lah kebenaran (twist) lainnya, bahwa sebenarnya anak kecil yang malang itu adalah dirinya. Mungkin maksud dari semua adalah ia telah menyesal melakukan pembunuhan itu dan ingin menyelamatkan masa lalunya dari kesalahan yang Gambir kecil lakukan.
Sampai Gambir menemui jasad kedua orang tua dan anak itu yang sudah membeku, persis apa yang ia lihat di Herosase. Rasa keingin tahuan Gambir kembali membawanya untuk melihat seperti apa ibu kejam dari anak malang ini. Setelah Gambir membalik jasad ibu anak ini, ternyata itu adalah ibu Gambir sendiri, ibu Gambir yang masih muda (yang juga diperankan oleh Henidar Amroe). Keadaan langsung berubah menjadi flashback yang cepat. Semua jasad hilang dan ruangan TKP menjadi bersih. Sejujurnya saya masih meraba-raba disini tentang apa yang terjadi sebenarnya. Hingga saat scene Ibu Gambir muda tiba-tiba “hidup kembali” memanggil dan mencari Gambir dewasa yang seketika panik ketakutan dan bersembunyi di kolong tempat tidur. Kemudian Ibu Gambir muda mendapati Gambir dewasa yang telah berubah menjadi Gambir kecil sedang sembunyi ketakutan. Dialog Ibu Gambir muda yang memanggilnya dengan sebutan “Anak Setan” semakin menguatkan saya kalo apa yang Gambir dewasa lihat di Herosase tentang anak kecil yang disiksa Ibu-Bapaknya adalah realita kehidupan Gambir di masa kecil. Jujur, melihat acting Henidar Amroe menjadi ibu Gambir muda di scene ini, saya bisa ikut merasa seperti Gambir kecil. Jantung saya merasa dingin dan berhenti sesaat ketika ibu Gambir muda melongok ke kolong tempat tidur dengan tatapan dinginnya itu. Seiring rasa takut Gambir kecil memuncak, membawa kita ke realita (twist) lainnya yaitu Gambir sebenarnya merupakan pasien rumah sakit jiwa. Dari informasi yang diperoleh melalui dialog antara petugas RSJ dan wartawati bernama Pusparanti (yang juga diperankan oleh Marsha Timothy), Gambir menjadi pasien sudah dari umur 8 tahun dikarenakan membunuh kedua orang tuanya. Para tokoh di “kehidupan” Gambir dewasa diambil dari tokoh yang ia temui di RSJ. Petugas, tukang sapu, wartawati bernama Pusparanti itu dan sesama pasien RSJ itu sendiri. Yah, siapa yang tahu apa yang ada dipikiran seorang psycho? Ini lah kebenaran (twist) lainnya, bahwa sebenarnya anak kecil yang malang itu adalah dirinya. Mungkin maksud dari semua adalah ia telah menyesal melakukan pembunuhan itu dan ingin menyelamatkan masa lalunya dari kesalahan yang Gambir kecil lakukan.
Jadi, menurut sepenangkapan saya,
film ini mengambil tema tentang “kekerasan pada anak”. Perhatikan saja dialog
antara Gambir dengan seorang Bapak misterius di rumah tempat Talyda mengaborsi bayinya. Gambir-Talyda
yang mengaborsi bayinya dengan alasan hamil diluar nikah berbeda dengan Bapak
tersebut yang terbiasa mengaborsi justru setelah nikah. Dialog bapak itu kurang
lebih seperti ini,
“Poinnya apa? Kami yakin anak-anak itu juga tidak ingin dilahirkan,
dunia ini tidak menawarkan apa-apa kecuali masalah”. Mysterious Man at abortion house
Ini diperjelas dengan dialog
gambir kepada Ibunya pada scene meja makan. Dialog gambir kurang lebih seperti
ini,
“Bu, Ibu tahu ga kalau sebenarnya ga ada anak yang mau lahir di dunia
ini? Setiap anak lahir karena konsekuensi hubungan bapak dan ibunya. Sebagian
dari orang tua bisa dimaafkan karena mereka kasih kasih sayang. Ngasih cinta,
Bu. Bukan Cuma penderitaan dan sakit hati”- Gambir
Lalu baca kembali kutipan dialog
Talyda paragraf awal bab kesimpulan ini.
Selain itu, film ini juga
memiliki pesan tentang rahasia atau pertanyaan-pertanyaan dalam hidup yang terkadang kita tidak perlu untuk ungkap atau tahu. Mungkin jauh lebih baik jika
kita tidak tahu dan cukup kita yakini. Perhatikan saja dialog cerdas antara
Gambir dan Dandung di scene cafe.
Symbols, Clues, and Easter
eggs:
Sebagai mana kita tahu bahwa
sudah menjadi “kebiasaan” Joko Anwar untuk menyelipkan beberapa easter eggs dari tiap filmnya. Yang bisa
menjadi clue untuk film beliau
selanjutnya. Karena saya sudah lama menonton 2 film Joko sebelumnya, yaitu
Janji Joni dan KALA, saya tidak bisa mengingat clue di kedua film tersebut. Saya harus menonton kembali guna
mencari-cari ada-tidaknya clue
dan-atau easter eggs yang sembunyi di
dua masterpiece tersebut. Namun di
film Pintu Terlarang ini kita bisa dengan mudah menemukan easter eggs, apalagi bagi yang sudah nonton film Joko setelahnya atau
ini terlebih dulu, yaitu Modus Anomali.
Benar, terdapat nama jalan “Jl. Modus”
dan “Jl. Anomali” di film Pintu
terlarang ini. Untuk easter eggs-easter
eggs selanjutnya, saya belum menemukan lagi walaupun sudah 3x menontonnya.
Karena terlalu larut kedalam ceritanya mungkin hehee...
Kalau boleh saya sok tahu lebih
jauh lagi, disini juga terlihat jelas sekali sentilan-sentilan kritik sosial
yang Joko berikan. Mulai dari banner-baner yang sengaja dibikin “beda dan
mencolok” bertuliskan, BE A GOOD WIFE. GET A JOB. Sisi lain
diri saya tergelitik membaca tulisan tersebut. Kemudian dari klub misterius
Herosase itu sendiri. Seperti yang kita ketahui setelah menontonnya, Herosase
ternyata klub yang berisikan tontonan riil yang diambil menggunakan hidden camera yang dipasang diam-diam di
tiap tempat/rumah objek tontonan. Berbagai menu channel tersedia, ada yang tentang penyiksaan anak, perselingkuhan
anak dibawah umur, pemerkosaan, dan menu-menu aneh lainnya yang bisa memuaskan
dan dikonsumsi para anggotanya. Sudah
bisa merasakan sentilan ini? Menurut saya, ini adalah sentilan tentang masyarakat kita yang mungkin sudah
terbiasa menjadikan objek-objek tersebut hanya sekedar tontonan. Bebas memilih channel dan mengkonsumsinya hanya
sekedar tontonan. Bahkan sambil makan di depan tv. Hanya sekedar konsumsi
menonton. Hanya tontonan. Tidak seperti gambir yang terpanggil jiwanya setelah
menontonnya.
Terdapat juga simbol-simbol dari
“gerakan bawah tanah” yaitu mata satu dan lambang jangka-penggaris di tv Herosase.
Saya tidak ambil pusing dan melihat film ini adalah film tentang “gerakan bawah tanah” dan segala macamnya itu. Saya bisa menangkap bahwa lambang jangka di Herosase itu adalah sebagai sentilan juga, bahwa seperti itulah salah satu cara “gerakan bawah tanah” meracuni masyarakat kita. Salah satunya dengan Fun/Hiburan (Tontonan). Yang mungkin kita awalnya jijik atau aneh, kemudian menjadi biasa untuk dikonsumsi.
Saya tidak ambil pusing dan melihat film ini adalah film tentang “gerakan bawah tanah” dan segala macamnya itu. Saya bisa menangkap bahwa lambang jangka di Herosase itu adalah sebagai sentilan juga, bahwa seperti itulah salah satu cara “gerakan bawah tanah” meracuni masyarakat kita. Salah satunya dengan Fun/Hiburan (Tontonan). Yang mungkin kita awalnya jijik atau aneh, kemudian menjadi biasa untuk dikonsumsi.
Sebagian orang beranggapan kalo
film ini memiliki jalan cerita yang sama dengan Shutter Island. Banyak
tanggapan miring karenanya.
But, i really don’t give a shit.
Sepengetahuan saya, film yang lebih dulu muncul adalah Pintu Terlarang. Sudah gitu, saya juga sudah nonton film DiCaprio tersebut setelahnya. Dan – saya bangga mengatakan ini – menurut saya masih lebih bagus dan lebih menarik Pintu Terlarang. Tapi kembali lagi ini semua hanya menurut hemat saya saja. Hanya sebatas semampu yang saya bisa cerna hingga membuat saya takjub dan kagum terhadap film ini. Mungkin justru kesimpulan Anda sendiri yang lebih tepat. Mungkin masih banyak rahasia lagi yang belum saya pecahkan atau saya tidak tahu. Atau mungkin kita tidak perlu pecahkan atau kita tidak perlu tahu?
But, i really don’t give a shit.
Sepengetahuan saya, film yang lebih dulu muncul adalah Pintu Terlarang. Sudah gitu, saya juga sudah nonton film DiCaprio tersebut setelahnya. Dan – saya bangga mengatakan ini – menurut saya masih lebih bagus dan lebih menarik Pintu Terlarang. Tapi kembali lagi ini semua hanya menurut hemat saya saja. Hanya sebatas semampu yang saya bisa cerna hingga membuat saya takjub dan kagum terhadap film ini. Mungkin justru kesimpulan Anda sendiri yang lebih tepat. Mungkin masih banyak rahasia lagi yang belum saya pecahkan atau saya tidak tahu. Atau mungkin kita tidak perlu pecahkan atau kita tidak perlu tahu?
Layaknya ulasan ini
ps: Kata ‘twist’
disini bisa kita diganti dengan 'kampret', 'anjir' atau berbagai umpatan lainnya
sumberfoto: Official site Pintu Terlarang dan berbagai sumber lainnya