Wednesday, April 6, 2016

[REVIEW] 10 Cloverfield Lane

Judul: 10 Cloverfield Lane
Sutradara: Dan Trachtenberg
Produser: JJ Abrams, Lindsey Weber
Penulis: John Campbell, Matthew Stuecken
Pemain: John Goodman, Mary Elizabeth Winstead, John Gallagher Jr.
Produksi: Bad Robot Productions
Distributor: Paramount Pictures


Sinopsis:
Seorang gadis bernama Michelle (Winstead) yang mengalami kecelakaan mendapati dirinya terbangun di dalam sebuah bunker milik Howard (Goodman) seorang berperawakan tambun nan misterius yang menolongnya dari kecelakaan tersebut. Atas informasi Howard, ia tidak hanya diselamatkan dari kecelakaannya saja, namun atas apa yang terjadi di atas sana. Michelle yang ragu akan gelagat dan motif Howard berusaha melarikan diri, tanpa ia ketahui bahaya apa yang mengintai dari atas sana.

Review:
Di tahun 2008 terdapat film berjudul Cloverfield mengenai sekumpulan anak muda yang lari dari serangan makhluk misterius raksasa yang memporak-porandakan seisi kota New York. Film bergaya founding footage yang di sutradarai oleh Matt Reeves (Dawn of the Planet of the apes) dan diproduseri juga oleh JJ Abrams (Super 8, Star Trek, Star Wars: The Force Awakens) ini sukses memacu adrenalin, seiring dengan rasa penasaran penonton akan wujud sang monster serta bagaimana kedatangannya.
Teknik founding footage—atau istilah gampangnya “hasil rekaman amatir" — memang efektif dan memiliki keseruan tersendiri, karena selain penonton berasa ikut di dalamnya juga kejadian di film seolah real. Contoh film-film dengan gaya ini antara lain: Blair Witch Project, Paranormal Activity, REC, Keramat, Chronicle, The Taking of Deborah Logan, As Above So Below, Project Almanac dan masih banyak lagi. Sedikit trivia, kedatangan monster di Cloverfield bisa dilihat di detik-detik akhir film dan memang perlu kejelian :D

Lanjut ke 10 Cloverfield Lane (selanjutnya disingkat 10CL), Abrams rupanya masih ingin mendalami kisah Cloverfield ini. Meski belum bisa dibilang bahwa 10CL adalah prekuel ataupun sekuel dari Cloverfield, namun 10CL masih ada hubungannya.
Sci-Fi dan invasi makhluk asing.

Meski kali ini tidak bergaya founding footage, tidak lantas 10CL kekurangan tensinya. Memang tidak sehingar-bingar dan se-dar der dor War of the World atau katakanlah Independence Day. Namun disinilah hebatnya. Kredit patut diberikan bagi penulis naskah, 10 CL didukung oleh naskah yang solid. Bagi yang mengikuti karya Abrams sebelumnya “Super 8” pasti sudah hafal gimana temponya. Perlahan tapi pasti, kemudian tensi meningkat berbarengan dengan kesimpulan yang mengejutkan.

Untuk deretan pemain takarannya pun pas. Kudos untuk Goodman (si Flintstone dan pengisi suara Sulley si monster besar berbulu biru di Desney Monster Inc & Monster University), perannya berhasil membuat tensi naik turun dan membuat kita bertanya-tanya akan motifnya. Tidak jarang penonton dibikin menahan napas oleh karakternya. Lalu untuk Winstead (The Thing, Scott Pilgril vs The World, Final Destination 3) memang tidak perlu diragukan lagi kekinyisan, eh...... maksudnya kematangan aktingnya. Berhasil membuat penonton juga ikut merasakan ketegangan demi ketegangan yang dialaminya. Gallagher Jr. yang memerankan Emmet juga pas porsinya untuk memberi penonton ‘nafas sejenak’ dengan tingkah lucunya.

Sayangnya kemunculan poster kedua jadi mengurangi twist apa sebenarnya yang terjadi di luar sana. Padahal lewat trailernya sudah berhasil memancing kekepoan. Saya pun bertanya-tanya, “alien, moster, wabah, apa zombie nih?”. Belom juga nonton, eeeh... udah”disuapin” aja sama poster kedua. Poster versi pertama dan poster versi IMAX-nya sudah cukup pas padahal. 

Secara pribadi, saya sangat menikmati film Sci-Fi invasi “gelap” seperti Super 8 (JJ Abrams), Monster (Gareth Edward), Dark Skies (Scott Stewart), serta Signs (M. Night Shyamalan). Hadirnya 10CL membuat saya seolah encore, “We want more! We want more!”.
Bukan karena kurang puas, melainkan karena nagih.